Hari ini ada semangat yang dibangkitkan kembali. Semangat yang sempat memudar karena fase hidup yang begitu bergegas di beberapa bulan terakhir ini. Akhir-akhir ini, agaknya banyak kegiatan dan peristiwa yang seakan menyuruh aku untuk mengingat kembali masa-masa itu. Masa dimana aku belum mengenal buruknya lapisan udara di ibu kota beserta segala keindividualistisannya yang ternyata, belum lama ini aku sadari, menular. Ya, aku berani bertaruh bahwa sifat individualistis itu bentuk lain dari flu, dan celakanya, jika sudah dalam jangka waktu yang cukup lama, ia menyerang alam bawah sadar.
Hm mungkin bukan pudar kata yang tepat, tapi lama tersimpan dalam gudang yang namanya 'niat'. Bukan berarti tidak niat, kalau boleh berkelit dan mengeluh, ini adalah akibat dari jumlah waktu yang hanya 12 jam sehari, sehingga aku tidak sempat mengeluarkannya dari gudang. Oke, semangat itu adalah semangat berada dalam siklus mencari-menemukan-merefleksi. Siklus yang panjang, letih, membingungkan, namun menghasilkan pemahaman baru. Refleksi sebagai hasil akhirnya, adalah hasil kontemplasi dari proses, ia adalah pemenuhan akal dan perasaan. Rasanya seperti ekstasi, nagih. Oleh karena itu, walaupun sudah ketemu tapi selalu kembali lagi ke awal, yaitu mencari. Mungkin memang butuh sesuatu yang sifatnya destruktif untuk pencapaian diri yang lebih tinggi. Mendestruksi pengetahuan yang sudah ada, demi pengetahuan yang lebih kritis. Mendestruksi zona nyaman perasaan, demi cara berpikir yang lebih lapang.
No comments:
Post a Comment